Pages

Sekolah Dambaanku

Pendidikan merupakan pilar penting bagi kelangsungan dan masa depan suatu bangsa. Dan apabila berbicara pendidikan, pikiran kita langsung tertuju pada sekolah, yang notabene-nya sebagai lembaga pendidikan formal. Semakin bagus kualitas sekolah pasti ditentukan komponen-komponen pendukung seperti guru, fasilitas dan lingkungan sekolah, dan faktor-faktor lain yang membuat siswa merasa nyaman dan bisa menikmati apa yang mereka pelajari.

Saya yang kebetulan tahun ini sudah lulus dari SMA pasti sudah merasakan pahit, manis, asam, asin saat bersekolah dari TK hingga SMA. Dan di setiap sekolah pasti ada nilai tambah dan kekurangan masing-masing, namun saat ini saya hanya bisa memimpikan jika nilai tambah setiap sekolah itu bisa menjadi satu dalam “sekolah dambaanku”, walaupun saya tidak bisa merasakannya (maklum udah lulus). Btw, seperti apakah sekolah dambaanku itu? Cekidot..(^.^)

 “Tidak ada anak yang bodoh, tapi mereka belum mendapatkan kesempatan diajar oleh guru yang baik dan metode yang tepat.”

Itulah kata Bapak Prof. Yohanes Surya, Ph.D yang saya pernah baca di Tempo, 12 Juni 2013. Kata-kata Pak profesor ini telah dibuktikan sendiri oleh beliau dengan menjadikan anak-anak Papua yang dianggap (maaf) paling bodoh oleh pengajarnya bisa menjadi juara-juara Internasional. Inilah kehebatan salah satu putra bangsa Indonesia. Bagaimana dengan guru-guru kita, yang sering menyuruh kita untuk menghafal rumus-rumus yang rumit, panjang, dan banyak, yang bahkan gurunya sendiri tidak hafal, malah ada juga yang salah konsep. Dan yang paling membosankan adalah kita hanya diberi teori, teori, dan teori, seharusnya kita juga harus dibekali praktik-praktik yang menurut saya akan lebih menarik dan lebih diingat, selain itu dengan praktik akan menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar sehingga tumbuh jiwa-jiwa peneliti yang mungkin akan bermanfaat di masa depan. Saya sih berharap agar guru-guru memiliki metode-metode yang tepat untuk pengajarannya, dan jangan malu untuk mencontoh metode orang lain yang memang lebih bagus.
Praktik Drama Bahasa Indonesia Kelas XI
Praktik Kimia

Praktik Fisika
Tambah satu hal lagi, guru harus memotivasi siswanya dan mengapresiasi hasil belajar siswa, jangan pernah membuat siswa down dengan kata-kata yang kurang baik, hargai mereka karena mereka sudah berusaha, pahami mereka, sebodoh apapun siswa jika pengajarnya hebat, dia akan menjadi hebat. Karena guru yang hebat akan melahirkan siswa yang hebat pula.

“Melihat-lihat pemandangan di taman dapat menurunkan tingkat stress dalam waktu kurang dari lima menit.”

Hanya dengan melihat alam hijau, otak akan merespons relaksasi yang tidak akan terjadi ketika melihat pemandangan perkotaan. (http://health.okezone.com/read/2013/05/21/486/810115/5-menit-di-taman-dapat-turunkan-stres) Yupz.. Sekolah dengan taman yang hijau memang menjadi dambaan, ditambah lagi tempat duduk di bawah pohon-pohon yang teduh untuk nongkrong saat istirahat dijamin bisa menghilangkan kejenuhan kita dalam kelas dan pastinya menenangkan hati. Selain taman fasilitas lain yang penting adalah Laboratorium dan pastinya di era modern ini fasilitas ICT juga harus memadai supaya tidak ketinggalan zaman.

“Banyak ilmu semakin bermanfaat, tapi PUYENG”

Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Teknologi Informasi Komunikasi, Bahasa Jepang, Bahasa Jawa, Komputer. Enam belas mata pelajaran yang aku cicipi di SMA, banyakkan? Belum lagi saat kelas X ditambah Geografi, Ekonomi, Sosiologi, puyeng gak tuh? Ini yang mungkin setiap tahun membuat guru-guru mengeluh dengan jam pelajaran yang kurang dan materi yang menggunung. Bagaimana dengan siswanya, nikmati saja lah apa boleh buat. Denger-denger di kurikulum 2013 ini ada mata pelajaran yang dikurangi, yah syukurlah. Dengan berkurangnya pelajaran berkurang pula beban yang dipikul siswa mulai dari materi dan buku pastinya.

“Bisa karena biasa”

Tugas dan pekerjaan rumah itu sangatlah penting, karena dengan membiasakan mengerjakan soal kita akan otomatis terbiasa dengan variasi soal yang ada serta melatih otak kita, namun dengan catatan jumlahnya wajar, jangan terlalu banyak dan jangan lupa diberi apresiasi, mungkin dengan membahas bersama atau memberi nilai tambahan. Karena jika hanya menyuruh mengerjakan tugas tanpa diberi apresiasi siswa akan lebih malas untuk mengerjakan. Apabila diberi nilai maka siswa pasti akan berusaha membuat semaksimal mungkin.
  “Tahun ini aku lulus”

Alhamdulillah saya sudah mengikuti UN tahun ini dengan lancar, meskipun harus bersusah-susah dahulu dengan les dari pagi hingga sore. Aku sih tidak ikut bimbel-bimbel, karena lesnya sudah diadakan oleh sekolah. Meski begitu banyak lho yang ikut bimbel, ada yang pulang dari les sekolah, ikut les lagi di bimbel bahkan ada yang pulang hingga malam, dan hal itu tidak hanya sehari dua hari tapi berbulan-bulan hanya untuk menyambut UN yang hanya beberapa hari itu. Kasihan kan?

Selain itu UN itu jangan materi dari kelas X-XII, karena itu akan menyiksa anak dengan materi dari kelas X dan XI yang banyak tapi harus diingatkan lagi di kelas XII. Alangkah lebih baik UN dihapus dan diganti dengan Ulangan Akhir Tahun yang diadakan setiap tahun dengan jenjang kelas masing-masing supaya tidak memberatkan dan bisa mengetahui perkembangan siswa. Jadi setiap akan naik kelas diadakan Ulangan berskala nasional untuk mengetahui persebaran kualitas pendidikan di Indonesia. Misal, aku mau naik ke kelas XI maka ada Ulangan Akhir Tahun, begitu pula saat aku naik ke kelas XII dan saat lulusan. Sehingga materi di kelas XII tidak terlalu banyak supaya bisa lebih berkonsentrasi pada pemilihan perguruan tinggi.

Saya juga kurang setuju jika UN menentukan kelulusan meskipun hanya 60 %. Sekolahlah yang berhak meluluskan anak bukan UN, sekali lagi UN hanya untuk menganalisis persebaran kualitas pendidikan di Indonesia.

“Indonesia pasti BISA”

Optimis, kata itu harus tetap kita yakini untuk masa depan pendidikan Indonesia. Perbaikan-perbaikan harus terus dilakukan, tidak hanya pada bangunan dan fasilitas, namun pembenahan kualitas gurulah yang lebih penting. Intinya perbaikan harus dilakukan pada sistem pendidikan secara menyeluruh.

Saya yakin masih banyak orang yang mau berkorban tenaga, pikiran, dan hartanya untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Saya dan teman-teman peserta lomba "Sekolah Dambaanku" pastina berharap apa yang kami tulis benar-benar dibaca dengan akal dan juga hati nurani, semoga apa yang kami tulisbisa menjadi masukan yang bermanfaat dan bisa diwujudkan secara nyata agar pendidikan di Indonesia semakin maju.
SAYA YAKIN INDONESIA PASTI BISA!(ˆˆ)\(^o^)/

1 komentar:

Admin mengatakan...

INDONESIA BISA !!!

Mantab ki adike kang Aan :D

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Pertanian, Arah Masa Depan Indonesia. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.